Proses Pemancangan Dengan Jack-in Pile System

Komponen struktural utama suatu bangunan merupakan pondasi. Untuk menjamin stabilitas struktur menggunakan berat & beban guna yang akbar, pilihan pondasi umumnya akan jatuh dalam pondasi pada. Salah satu jenis pondasi dalam yg generik dipakai adalah pondasi tiang Jasa Pemancangan pancang.

Hal yg sangat menarik berdasarkan pondasi tiang pancang adalah proses pemancangan tiang itu sendiri. Ada dua metode generik yang sering dipakai pada proses pemancangan tiang, yakni metode jack-in pile dan metode hammer.

Artikel kali Jasa Pemancangan di medan ini akan membahas sedikit mengenai Jack-in Piling System, meliputi persiapan, proses serta pelaporan hasil pemancangan (pile driving record), berdasarkan pengalaman waktu beberapa waktu lalu terlibat pada sebuah proyek konstruksi menggunakan pekerjaan pemancangan pada dalamnya.

A. Sekilas tentang projectProject ini merupakan pembangunan jembatan timbang (weighbridge) dengan kapasitas 60 ton. Lokasi project pada Propinsi Riau.

Gb. 1 – Gambar teknis pondasi jembatan timbang (weighbridge)

Pondasi memakai pondasi tiang pancang dengan desain dan data material sebagai berikut :

tiang pancang square minipile 200 x 200, mutu beton K-500 .

pemancangan grup tiang (group pile) menggunakan 6 titik tiang pancang pada 1 grup, total titik pancang 18 titik.

estimasi kedalaman tanah keras 15 meter (dari hasil Soil Test), menggunakan daya dukung ijin (bearing capacity) tiang tunggal 20 ton.

(desain pondasi tiang pancang akan pada-share lain ketika. telah poly contoh desain yg bisa diperoleh baik lewat text book maupun berselancar pada internet, karena SOP desain pondasi tiang telah standar)

B. Tiang pancangMerupakan tiang dari beton yg dicor & dicetak pada bekisting yg bila sudah tercapai umur betonnya diangkat dan dipancangkan ke pada tanah.

 Gb. dua – Tiang pancang square minipile

Tiang yang dipakai pada proyek merupakan tiang pre-cast concrete menggunakan mutu beton K-500. Berikut beberapa alasan kenapa memilih tiang pancang beton :

karena dibuat secara pre-cast concrete maka mutu beton lebih terjamin.

menggunakan mutu beton yang tinggi sehingga akan memiliki tegangan tekan yg akbar.

tiang pancang ini bisa diperhitungkain baik menjadi end bearing pile (tiang dengan daya dukung ujung) dan friction pile (tiang menggunakan daya dukung selimut). pada proyek ini daya dukung tiang desain merupakan kombinasi antara daya dukung ujung dan daya dukung selimut tiang.

umur tiang pancang beton tahan usang & tahan terhadap air maupun bahan-bahan korosif .

Tiang pancang beton ini pula memiliki kekurangan terutama pada kasus mobilisasi. Karena berat sendiri yg cukup besarmakan buat mobilisasi ke site sebagai relatif mahal, namun dalam proyek ini telah diperhitungkan menjadi tantangan & nilai dari proyek itu sendiri. 

Kualitas pemancangan wajibdijaga mulai berdasarkan material pancang itu sendiri. Untuk memastikan kualitas dan mutu beton tiang pancang, material wajibdipastikan dilampiri mill certificate sheet buat dicocokkan kesesuaian material menggunakan spesifikasi teknis pekerjaan. Umur tiang pancang juga harus dicek dengan memastikasn kode dan lepas produksi sinkron dengan mill certificate sheet yang dilampirkan dalam surat pengiriman barang.

Sebelum dipakai, fisik material tiang pancang harus diperiksa kembali :

tidak terdapat yang retak, stigma dan pecah.plat sambung pada ujung badan tiang pancang tetap utuh & dalam syarat mengagumkan.

ukuran penampang dan panjang harus sinkron menggunakan spesifikasi, menggunakan toleransi sebagai berikut :

penampang tiang pancang nir boleh kurang atau tidak lebih dari 6 mm dari penampang tiang pancang desain.

setiap sisi tiang pancang nir boleh melengkung lebih berdasarkan 6 mm tiap tiga m.

Proses pengangkatan dan penyusunan tiang pancang pada lapangan wajibmemperhatikan titik angkat dan titik tumpu tiang. Pada gambar di atas terlihat terdapat dawai yg sengaja dicor sebagai loka kait pada saat pengangkatan tiang sekaligus menjadi tanda penempatan tumpuan dalam waktu tiang disusun sebelum diangkat pada proses pemancangan, seperti terlihat pada gambar tiga di bawah.

Gb. tiga – Penyusunan tiang pancang

Lokasi penumpukan tiang pancang sebaiknya dekat dengan titik pancang buat memudahkan pada proses pengangkatan tiang, jangan hingga diletakkan terlalu jauh sebagai akibatnya di luar jangkauan crane indera pancang. Jika pada syarat spesifik terpaksa diletakkan jauh dari titik pancang, harus disediakan 1 crane service terpisah buat mengangkat tiang pancang menurut lokasi penumpukan ke alat pancang supaya saat pancang tidak terhambat.

Pertimbangan lain pada penentuan lokasi penumpukan tiang pancang merupakan perhitungan waktu ketika akan dilakukan penyambungan. Tiang pancang yg diletakkan didekat titik pancang yg sedang dikerjakan agar nir terlalu usang mengambil tiang sambungan. Lantaran apabila saat yang diharapkan pada waktu penyambungan tiang terlalu usang, maka friksi (tahanan gesek tanah pada selimut tiang) tanah akan mulai bekerja dan mengakibatkan tiang pancang sebagai sulit dipancang lebih dalam lagi & kedalaman planning nir tercapai (secara mudah saat stop pemancangan maksimum merupakan 1 hari).

Lokasi penumpukan tiang jua harus mempertimbangkan faktor cuaca terhadap kondisi tiang pancang, terutama hujan. Jika tiang terpapar langsung menggunakan hujan akan berdampak langsung, bukan dalam material tiang betonnya, namun pada syarat plat sambung (bevel) pada ujung badan tiang pancang, contohnya akan menyebabkan korosi. Untuk mengatasinya bisa menggunakan menutup tiang pancang dengan terpal. Kebetulan proyek ini dilaksanakan dalam ketika ekspresi dominan kemarau, & untungnya sama sekali nir hujan, sehingga tiang pancang dibiarkan terbuka begitu saja.

Dengan desain kedalaman tanah keras 15 meter, dalam proyek ini digunakan tiang dengan panjang tiap segment 6 meter (bottom & top pile) sebagai akibatnya dilakukan 1 kali penyambungan dalam tiap titik pancangnya. Dalam pemancangan sangat krusial buat memakai ‘tiang pensil’ sebagai tiang bawah dalam proses pemancangan buat mencegah terangkatnya tanah disekitar titik pemancangan (heaving) selain itu pula buat memudahkan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah.

Gb. 4 – Tiang pancang bottom (pensil) dan top 

Jack-in pile system merupakan suatu cara pemancangan tiang yang pelaksanaannya menggunakan menekan tiang pancang ke pada tanah menggunakan menggunakan dongkrak hydraulic yg diberi beban counter weight supaya indera pancang nir terangkat dan membantu memancang tiang sampai tercapai daya dukung desainnya. Pada proyek ini digunakan indera jack-in pile dengan kapasitas 100 ton. Data teknis & foto indera pancang yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gb. 5 – Data teknis indera pancang

Gb. 6 – Alat pancang Jack-in Pile

Pergerakan indera jack-in pile ini terdapat dua macam, tipe dengan roda crawler & tipe ‘robot’. Pada project ini menggunakan tipe robot dengan kapasitas maksimum indera pancang 100 ton. Tipe ini memiliki moving set up antar titik yg lebih lambat apabila dibandingkan menggunakan tipe beroda.

Gb. 7 – Alat pancang pada lokasi proyek

Kelebihan proses pemancangan memakai jack-in pile diantaranya :

nir bising & nir menghasilkan polusi asap yg relatif berarti jika dibandingkan dengan penggunaan diesel hammer.

tidak menyebabkan getaran disekeliling lokasi pemancangan sehingga kondusif buat bangunan pada sekitarnya.

dengan menggunakan indera pancang menggunakan sistem jack-in pile ini tidak mungkin terjadi keretakan dalam ketua tiang & juga tidak mungkin terjadi necking (lekukan dalam pondasi) misalnya dalam sistem bored-pile.

perkiraan daya dukung tiang dapat pribadi dilihat menurut output bacaan pressure gauge yg ada dalam indera jack-in pile, karena mesin jack-in pile dilengkapi dengan pressure gauge (umunya dalam satuan MPa).

  Gb. 8 – Pressure gauge yg ada dalam alat pancang

D. Persiapan dan proses pemancangan