Kedai Nam Min Balikpapan merupakan kedai makan legendaris yang dibangun sejak th. 1958. Di usianya yang kini lebih dari 1/2 abad, Nam Min jadi daerah sarapan paling favorit bagi warga lokal Balikpapan maupun wisatawan. Saat ke Balikpapan untuk acara ASUS Gathering, saya sempat datang ke Nam Min untuk sarapan. Apa yang menyebabkan Nam Min istimewa sehingga wajib didatangi jikalau sedang ke Balikpapan?
Kuliner Balikpapan
Apa saja kuliner Balikpapan yang saya ketahui?
Satu-satunya kuliner yang saya kenal cuma Kepiting Dandito. Kuliner sedap ini saya ketahui sejak pertama kali ke Balikpapan tidak cukup lebih 10 th. yang lalu. Sebagai penggemar berat kepiting, ketemu daerah makan kepiting sedap sudah tentu saya datangi.
Jadi jikalau ke Balikpapan, atau tersedia keluarga yang ke Balikpapan, idaman saya cuma Kepiting Dandito. Pokoknya wajib beli bikin dimakan di daerah atau dibawa pulang ke Jakarta. Dan, terus terang bagi saya kepiting Dandito itu enaknya tiada dua. Di mana pun saya makan kepiting, selamanya kepiting Dandito paling juara. Menu kepiting favorit saya lada hitam.
Nah, terkadang nih, saat saya pergi ke daerah jauh yang jarang banget saya datangi, dan memahami di sana tersedia daerah makan makanan yang paling saya sukai, saya meremehkan permohonan untuk melacak daerah makan lain. Padahal, sebagai orang yang senang traveling mestinya saya selamanya mengakses diri untuk coba pengalaman kuliner lainnya sehingga pengetahuan kuliner saya makin lama kaya.
Beruntung di Balikpapan kali ini saya berjumpa Hairi Yanti, Kak Fitri, Kak Ros, Dian Aisyah, Lidha, dan Rani. Mereka adalah Bloggers Balikpapan yang baru pertama kali saya jumpai (kecuali Kak Ros).
Tapi berkat sikap ramah luar biasa penuh rasa persahabatan, saya jadi dapat cepat jadi dekat dan akrab dan kelanjutannya bersama dengan senang hati berkenan diajak mengenal daerah makan lain tak sekedar RM Dandito yakni Nam Min tetapi berkeliling kota balikpapan dengan rental mobil balikpapan.
Tapi sebelum itu, mari makan Kepiting Dandito dulu, makan di Nam Min kemudian.
Warkop Legendaris
Keberadaan saya di Balikpapan cuma 3 hari, sejak Jumat (6/9) sampai Minggu (8/9). Dua hari pertama tidak kemana-mana, sibuk dan fokus pada acara ASUS Gathering saja. Ingin sih segera meluncur ke mana gitu, namun jikalau acara belum kelar rasanya kok nggak sedap ya bikin kelayapan. Rasanya masih tersedia beban yang menggelayuti
Nah, tepat seusai acara ASUS pada Sabtu sore, sebagian teman bloggers Balikpapan segera menawarkan ajakan sarapan bareng di Nam Min, bikin hari Minggu pagi.
Jadi, menurut Hairi Yanti yang katanya hobi banget sarapan di Nam Min, di sana pilihan menunya banyak dan enak-enak. Selain itu, Nam Min bukanlah warung biasa, ia adalah warkop legendaris yang jadi favorit warga lokal maupun wisatawan. Nah, sebutan legendaris inilah yang menyebabkan saya penasaran. Pastinya, nggak memanfaatkan nolak dong jikalau diajak ke Nam Min.
Minggu pagi saya dan Afit dijemput di hotel oleh Kak Fitri dan Dian Aisyah, waktu Kak Ros, Hairi, dan Lidha sudah tunggu di Nam Min, mereka berangkat lebih dulu. Berlima bersama dengan Rani, kita naik taksi online menuju Nam Min di Kampung Timur.
Saya sempat curiga mengajak Afit, pasalnya jadwal pesawat Afit ke Jogja jam 10. Sedangkan jarak yang terbaca dari app taksi online menuju Nam Min memadai jauh. Saya kuatir Afit bakal amat terburu-buru. Apa enaknya sarapan ngebut?
Tetapi, Kak Fitri memastikan kita bahwa waktu bikin Afit amat cukup. Asal nanti tidak lebih dari 1 jam di Nam Min. Lagipula katanya, jarak menuju bandara dari Nam Min malah lebih dekat. Keterangan Kak Fitri menyebabkan Afit memutuskan ikut rombongan sarapan di Nam Min.
Nam Min Kampung Timur
Di Balikpapan tersedia tiga Warkop Nam Min. Yang pertama terletak di Jalan Pandansari, merupakan warkop original Nam Min yang dibangun pertama kali di Balikpapan sejak th. 1958. Saat ini, warkop tersebut dikelola oleh generasi ketiga.
Warkop ke dua terletak di Jalan Indrakila Kampung Timur. Nah, warkop Nam Min di Kampung Timur inilah yang saya kunjungi bersama dengan Afit dan kawan-kawan Bloggers Balikpapan. Warkop ketiga tersedia di Kebun Sayur. Tepatnya di ruko belakang Plaza Kebun Sayur, deretan Toko Aci Kosmetik.
Dalam bhs Mandarin, Nam Min artinya Pendatang dari Selatan. Dari sebagian artikel yang pernah saya baca, pendiri Nam Min berasal dari daratan Tiongkok yang datang ke Balikpapan pada th. 1958 dan pada th. itu pula warkop Nam Min didirikan. Kabarnya, sampai waktu ini warkop Nam Min asli masih memanfaatkan bangunan yang serupa bersama dengan interior yang masih dipertahankan sesuai aslinya.
Waktu tempuh berkendara mobil dari Aston Hotel Balikpapan yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman sampai ke Nam Min Kampung Timur ternyata tidak se-lama yang saya kira. Kami cuma menggunakan 20 menit perjalanan tanpa macet. Bisa kebayang jikalau di Jakarta, 20 menit perjalanan barangkali baru 1-2 km he he.
Nah, penampakan Warkop Nam Min Kampung Timur terhitung sudah modern berbentuk kombinasi dua ruko berlantai dua dan punyai ruang makan berukuran memadai luas. Pagi itu daerah parkir di bagian depan sudah penuh mobil dan motor. Menandakan sedang banyak pengunjung. Pada segi depan bagian kanan ruko berderet 3 gerobak makanan, sedangkan di segi kiri tersedia meja penuh berisi aneka jenis kue jajanan. Bagian ini berlanjut bersama dengan rak kaca berisi bermacam roti dan selai.
Saat kita masuk, daerah makan di lantai dasar sudah ramai orang, cuma tersisa sebagian meja kosong yang tidak memadai untuk kita tempati bersembilan. Akhirnya kita pergi ke lantai 2, di sana masih lapang bikin rombongan.
Menu Favorit Nam Min
Benar yang dikatakan oleh Kak Fitri, tersedia banyak pilihan menu yang dapat dipesan di sini. Kita tinggal menentukan mana yang paling kita sukai. Namun yang wajib dicatat adalah Minuman Kopi dan Roti Bakar ala Nam Min adalah menu khas yang sudah sejak lama jadi andalan. Jadi, apapun minuman dan makanan yang idamkan dipesan, jangan lewatkan mencicipi dua sajian favorit tersebut.
Datang pertama kali di Nam Min, disempurnakan didalam keadaan belum makan apapun, menyebabkan saya agak rakus. Saya memesan sebagian menu sekaligus; Bubur Ikan, Coto Makassar, Roti Goreng Telur, dan Es Kopi Susu. Ditambah sebagian kue tradisional, keliru satunya kue bersama dengan nama unik “Kue Lumpur Surga”.
Saya bilang ke Afit silakan pesan apa saja yang dia suka. Eh ternyata dia memesan apa saja yang saya sukai. Jadilah pesanan kita sama. Saya jadi curiga, jangan-jangan dia nggak memahami apa yang dia suka, makanya ikut-ikutan saya.
Pagi itu, kita makan di lantai 2, di meja dekat jendela bagian belakang. Dari jendela kaca yang terbuka terlihat panorama elok kota Balikpapan. Saya berdiri di situ sebagian detik. Terdengar deru angin. Sedikit berisik namun merdu. Udara fresh masuk bebas ke didalam ruangan, hadirkan kesejukan alami. Merasakan hal-hal seperti itu, menyebabkan saya mendadak jadi pujangga.
Obrolan di meja makan berisi cerita dewasa. Kami para wanita yang sudah menikah, santai saja bercerita. Lain halnya bersama dengan Rani, matanya menunduk malu-malu meong, mukanya datar, sesekali ikut tertawa, namun tawanya hambar. Saya percaya ia menyimak bersama dengan teliti, dan barangkali saja berpikir keras mencerna percakapan kita seputar pasak bumi dan tisu
Pagi itu, sesenang itu. Tempat ini sebenarnya sesuai bikin kumpul sambil makan, bersama dengan keluarga atau teman, bakal jadi sama-sama menyenangkan. Ini sebenarnya bukan tentang daerah untuk memanjakan lidah dan perut saja, melainkan terhitung untuk memanjakan rasa di jiwa. Rasa dekat pada teman baik atau rasa sayang pada keluarga.
Jika Nam Min punyai makna Pendatang dari Selatan, maka Name Rien adalah saya si Pendatang dari Barat, maksudnya dari Indonesia bagian Barat Iya, saya pendatang dari barat yang jadi segera jatuh hati pada makanan di daerah ini. Terutama, pada apa yang sudah saya cicipi. Ciyusss bikin nagih!
Mengenai harga, bikin saya masih terjangkau. Untuk bubur ikan dibandrol Rp 30.000, Coto Makassar Rp 35.000, Roti Goreng/Bakar Telur Rp 17.000, Lontong Sayur Rp 20.000, Es Kopi Susu Rp 20.000, Teh Tarik Panas Rp 20.000, Roti Bakar Rp 13.000, Kopi Susu Panas Rp 13.000.
Saya senang sekali makan di Nam Min. Apa yang saya pesan amat dapat saya nikmati, dan saya dapat merasakan apa yang saya makan amat sesuai di lidah dan sesuai bersama dengan selera saya. Tapi percayalah, ini pendapat subjektif saya. Lain lidah lain selera. Temukan sendiri di sini makanan apa yang sesuai buatmu. Tapi cobalah Bubur Ikan dan Kopi Susu nya, sungguh lama bekasnya tersisa di lidah.
T
Got a Questions?
Find us on Socials or Contact us and we’ll get back to you as soon as possible.