Kategori

Pemilahan Sampah Rumah Tangga untuk Kelestarian Lingkungan

pemilahan sampah rumah tangga

Masalah pengelolaan sampah masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Meski sudah banyak tempat umum yang menyediakan tempat sampah dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, nyatanya sampah tersebut masih menyatu saat petugas kebersihan mengangkut sampah.

Masalah sampah sebenarnya merupakan masalah penting yang harus segera diselesaikan. Sebab, dampak sampah terhadap lingkungan dan keselamatan masyarakat menjadi ancaman jika tidak ditangani secara serius.

Saat ini, kita tidak bisa berharap banyak dari pemerintah terkait kebijakan pengelolaan sampah. Namun kita sebagai masyarakat memiliki tanggung jawab untuk sadar dan berbuat sesuatu untuk lingkungan, salah satunya adalah dengan pemilahan sampah rumah tangga.

Pemilahan Sampah Rumah Tangga

1. Pisahkan sampah organik dan anorganik

Seruan untuk memisahkan sampah organik dan organik mungkin sudah biasa terdengar di telinga kita. Namun banyak dari kita yang masih belum mengetahui cara memisahkan sampah organik dan anorganik yang benar.

Secara sederhana, sampah organik adalah sampah yang dapat terurai di alam. Sementara itu, sampah anorganik merupakan jenis sampah yang memerlukan waktu yang relative lama agar sepenuhnya terurai.

Namun, pada kenyataannya, setiap kategori sampah memiliki kategori turunan lainnya. Ini karena kategori turunan memiliki metode pemrosesan yang berbeda.

2. Pilah sampah plastik, kertas, tetra pack, elektronik, kaleng, dan kaca

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, di antara kedua kategori sampah tersebut terdapat kategori turunan. Ada banyak kategori turunan dari sampah anorganik. Sebab, perlakuan untuk mengolah sampah organik berbeda.

Cara pemilahan sampah anorganik adalah dengan memisahkan masing-masing kategori turunannya, seperti plastik (kantong kresek, kemasan plastik, dll), kertas, kemasan tetra pack, elektronik, kaleng, dan kaca. Hal ini akan memudahkan bank sampah untuk mengolah sampah yang ditampungnya.

3. Mengolah sampah organik menjadi kompos

Cara memilah sampah organik di rumah antara lain adalah dengan memisahkan sampah mana yang bisa cepat dikomposkan dan mana yang tidak.

Biasanya sisa makanan dan daun akan dipisahkan dari sisa tulang, kulit telur, kertas, dan ranting. Pasalnya, sampah organik membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai. Sedangkan sisa makanan dan daun lebih cepat terurai dan dapat digunakan sebagai pupuk tanaman lebih cepat.

Pengolahan sampah organik menjadi kompos akan sangat mengurangi beban TPA. Selain itu, kita juga bisa memperluas kegunaan makanan yang tidak dikonsumsi.

4. Menyerahkan sampah anorganik kepada lembaga pengolah sampah

Setelah mengetahui cara memilah sampah yang benar dan mengamalkannya, terkadang kita bingung mau melakukan apa dengan sampah tersebut. Kami belum tahu bank sampah mana yang paling dekat di area rumah yang mau menampung sampah. Sebenarnya, saat ini cukup banyak lembaga yang menerima sampah anorganik untuk diolah kembali.

Biasanya tempat pengumpulan dan pengolahan sampah ini juga bekerja sama dengan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Kamu bisa mencari informasi lewat komunitas maupun dari internet.

5. Serahkan sisa minyak goreng bekas ke lembaga pengolah minyak

Berbagai jenis makanan Indonesia yang memerlukan jumlah minyak yang cukup banyak untuk menggoreng. Sayangnya, minyak goreng bekas atau jelantah ini menjadi limbah dapur yang akan sangat mencemari lingkungan apabila tidak dikelola secara baik. Limbah jelantah tidak boleh dibuang kedalam saluran air atau tanah, karena dapat merusak dan mencemari lingkungan sekitar.

Cara memilah limbah atau oli bekas adalah dengan mengurangi penggunaan oli. Jika masih ada sisa minyak yang harus dihilangkan, maka masukkan ke dalam kantong plastik. Kemudian, disumbangkan ke lembaga pengolahan minyak atau limbah.