Peluang Usaha Kecap Air Kelapa yang Jarang Diketahui

Pe;uang Usaha Kecapa Air Kelapa

Peluang Usaha Kecap Air Kelapa. Siapa sangka air kelapa yang segar ketika dinikmati langsung atau diolah menjadi nata de coco ini ternyata memiliki potensi ekonomi besar, karena bisa menjadi bahan utama kecap manis.

Seperti di Desa Liwutung, Sulawesi Utara. Di sini kecap dari air kelapa menjadi peluang baru sebagai produk unggulan dan meningkatkan penghasilan warga. Terlebih desa di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara ini terkenal sebagai daerah penghasil kelapa yang lumayan besar di Indonesia.

Paling tidak 100 batang pohon kelapa per keluarga, tapi pemanfaatan air kelapa masih terbatas. Para petani kebanyakan hanya mengambil sabut kelapa, daging kelapa, dan batokya. Kelapa juga paling sering diolah menjadi kopra, walau harga jualnya kerap lebih rendah dibanding biaya pengolahannya sendiri.

Sementara itu, air kelapa selama ini hanya dimanfaatkan untuk es kelapa. Namun karena terlalu banyaknya pasokan, air kelapa bahkan kerap terbuang. Melihat hal ini, muncul keinginan dari kelompok PKK memanfaatkan air kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.

Diputuskanlah untuk membuat peluang usaha kecap dari air kelapa. Pertimbangan ini didasarkan oleh tingginya konsumsi kecap oleh masyarakat Indonesia.

Dampak Sosial dan Ekonomi Peluang Usaha Kecap Air Kelapa

Kelompok PKK Desa Liwutung mensosialisasikan rencana usaha dan dilanjutkan dengan musyawarah untuk penentuan tim yang mengolah kelapa menjadi kecap manis. Tahap selanjutnya mengadakan pelatihan teknis untuk membuat kecap dari air kelapa.

Pengolahan air kelapa menjadi kecap dilakukan oleh sebuah komunitas beranggotakan empat orang di Desa Liwutung. Proses pengolahan peluang usaha kecap dari air kelapa relatif sederhana.

Tahap pertama, air kelapa direbus bersama gula aren, kemudian dicampur dengan bumbu yang sudah disangrai. Bumbu tersebut adalah kedelai, bawang putih, kemiri, dan daun salam. Proses perebusan dilakukan selama 2 sampai 3 jam.

Tahap berikutnya, kecap yang sudah jadi dikemas di dalam botol-botol kecil dan dipasarkan ke warung-waeung sekitar desa. Jumlah pembuatan kecap selama ini masih menyesuaikan permintaan pasar.

Dalam satu kali pengolahan, digunakan 10 liter air kelapa dan menghasilkan sekitar 24-25 botol kecap dalam kemasan kecil. Dalam 1 bulan, mampu memproduksi kira-kira 70 botol kecap dan disalurkan di kios-kios makanan di sekitaran desa.

Karena tidak menggunakan bahan pengawet, kecap ini hanya mampu bertahan 3 bulan. Walau masih skala produksi masih belum besar, kegiatan ini sudah mampu menambah penghasilan keluarga pengolah air kelapa sekitar Rp 200.000-300.000 per bulan.

Selain berdampak pada ekonomi, hal ini juga berdampak secara sosial. Kelompok pengolah air kelapa ini menjadi lebih berdaya dibandingkan sebelum ada program ini. Jika dilihat dari sisi lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam yaitu air kelapa pun menjadi lebih luas.

Baca juga : Tips Bisnis Air Kelapa Muda yang Wajib Anda Ketahui

Rencana Pengembangan

Melihat dampak baik program inovasi Desa Liwutung, Sulawesi Utara ini, pengelola bersama pendamping dari Kemendes PDTT Desa Liwutung sedang mencoba pengembangan kelompok pengolah lain.

Langkah tersebut dilakukan supaya dampak sosial dan ekonomi program tersebut semakin luas, begitu juga pemanfaatan hasil kebun warga. Perlu diketahui, pada 2019, desa tersebut mendapatkan dana desa sebesar Rp 15 juta untuk pengembangan usaha pengolahan air kelapa.

Untuk pengelolaan, komunitas terkait bekerja sama dengan BUMDES setempat bekerja sama untuk membuat kemasan serta pemasaran produknya. Selanjutnya saat ini sedang menyusun perencanaan jalur distribusi yang lebih luas agar menjangkau pasar yang lebih besar.

Secara umum, pengembangan peluang usaha air kelapa menjadi kecap telah memberikan banyak efek positif. Efek itu diantaranya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat, menambah keterampilan warga, memunculkan produk unggulan desa, serta adanya penyerapan tenaga kerja.

Keberhasilan program usaha ini juga memberikan kontribusi untuk menjamin keberlanjutan rantai produksi pasar kelapa. Tidak hanya di Desa Liwutung, keragaman produksi dari komoditas pertanian ini juga berpotensi mengakselerasi sumber penerimaan petani kelapa di Indonesia.

Selama ini, pemanfaatan kelapa hanya untuk kopra dan minyak kelapa, namun mengolahnya menjadi kecap bisa menjadi opsi yang potensial.