Apa Saja Kunci Penting dalam Belajar Bahasa Arab?

Ada lebih dari satu kunci penting yang perlu diperhatikan didalam mempelajari bahasa Arab. Salah satunya adalah berani melatih berkata bersama bahasa tersebut.

Hal itu diungkapkan pakar dari Center for Research Intercommunication Knowledge, Riyadh Saudi Arabia, Ali bin Mayouf Al-Mayouf. “Belajar bahasa arab itu banyak latihan, banyak mendengar, keberanian untuk berkata bahasa arab jadi kunci perkembangan bahasa arab.

Menurut Mayouf perkembangan bahasa arab di Indonesia selagi ini mengalami tren positif. Bahkan, warga Indonesia sering jadi tenaga pengajar di Arab Saudi. Meskipun, tetap tersedia lebih dari satu tantangan didalam mengembangan bahasa Arab di Tanah Air. Salah satunya tetap minim sarana pembelajaran.

“Fasilitasi pengajar yang tersedia di Indonesia perlu diperbanyak, fasilitas pembelajaran seperti video untuk anak-anak bersama kursus arab pare diperbanyak, buku yang tersedia di Indonesia tetap minim dan kurangnya lingkungan yang dapat mempraktekan bahasa arab,” ucapnya.

Untuk itu, ia menyarankan, masyarakat Indonesia dapat mempraktekan bahasa arab sejak dini. Setidaknya, langkah ini dapat melatih keberanian saat laksanakan pembicaraan bahasa arab.

“Paling penting yang kecil dari anak-anak sebelum masuk sekolah, mudah-mudah orang Indonesia mudah bagi belajar bahasa arab tanpa meninggalkan bahasa Indonesia,” ungkapnya.

Sebelumnya, Dosen Bahasa Arab pada FITK UIN Jakarta, Muhbib Abdul Wahab, menambahkan peluang belajar bahasa Arab tambah terbuka dikarenakan seseorang yang menguasai bahasa Arab dipastikan miliki modal dasar mendalami dan mengembangkan kajian Islam. Bahasa Arab dapat dijadikan modal intelektual dan instrumental pengembangan pengetahuan keislaman dan keterampilan komunikatif.

Kedua, pengembangan profesi keguruan, yaitu jadi tenaga pengajar bahasa Arab profesional. Sebab, mereka yang mempunyai kompetensi dan kewenangan akademik dan profesional di MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMU atau lembaga pendidikan yang sederajat adalah lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Kebutuhan guru/pengajar bahasa Arab di Indonesia tergolong amat tinggi dikarenakan kuantitas pondok pesantren di Indonesia lebih dari 20 ribu, belum ulang madrasah dan perguruan tinggi Islam.

Ketiga, dinamisasi dan pembudayaan formalitas penelitian dan pengembangan metodologi pembelajaran bahasa Arab. Hal ini perlu dilakukan supaya ilmu-ilmu bahasa Arab dan metodologi pembelajarannya tambah berkembang progresif.

Keempat, intensifikasi penerjemahan karya berbahasa Arab, baik tentang keilmuan dan keislaman, ke didalam bahasa Indonesia dan sebaliknya. Salah satu faktor yang mempercepat kemajuan peradaban Islam di masa klasik adalah gerakan penerjemahan besar-besaran, terlebih masa Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun.

Kelima, pengembangan fasilitas dan teknologi pembelajaran bahasa Arab. Selama ini fasilitas pembelajaran bahasa Arab di Indonesia tetap tergolong minim dan belum berkembang pesat.